Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI, 2018) stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di Indonesia. Oleh karena itu, Sahabat Persada wajib tahu apa itu stroke, beserta gejala dan penyebabnya melalui ulasan berikut ini.
Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang menyebabkan terjadinya kerusakan di suatu bagian otak, yang disebabkan terganggunya aliran darah. Saat terjadi serangan stroke, sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.
Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang. Umumnya stroke dialami oleh orang yang usianya di atas 60 tahun.
Meski begitu, bukan tidak mungkin stroke dapat terjadi di usia muda. Penyebab stroke di usia muda adalah gaya hidup yang buruk seperti merokok dan minum alkohol yang akan menimbulkan diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Sementara, menurut WHO tanda-tanda klinis dari penyakit stroke dapat berkembang cepat, memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih.
Ada dua penyebab utama stroke yang umum diketahui yaitu:
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi, yaitu karena pembuluh darah otak tersumbat atau menyempit. Akibatnya, aliran darah menuju otak sangat berkurang (iskemia).
Penyumbatan ini umumnya terjadi karena timbunan lemak atau kotoran lain di pembuluh darah, paling sering dari jantung, kemudian bermuara di pembuluh darah otak.
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik merupakan jenis stroke karena kebocoran atau pecahnya pembuluh darah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik yaitu hipertensi tidak terkontrol, konsumsi pengencer darah (antikoagulan) berlebihan, tonjolan di titik lemah dinding pembuluh darah (aneurisma), seperti deposit pada dinding pembuluh darah (cerebral amyloid angiopathy) yang biasanya dipengaruhi faktor genetik pada stroke.
3. Transient Ischaemic Attack (TIA)
Yaitu gangguan sementara aliran darah ke otak, biasa dikenal sebagai ministroke atau stroke ringan. TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Stroke terjadi saat gumpalan menyumbat atau mengurangi aliran darah ke bagian dari sistem saraf.
Meskipun terdengar tidak berbahaya, Anda tetap harus menjalani pengobatan. Hal ini karena stroke ringan menjadi gejala akan kemungkinan terjadinya stroke parah di masa mendatang.
Sedangkan berdasarkan usia, berikut penyebab stroke di usia muda:
4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan rapuhnya dinding pembuluh darah, hal ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah. Penyebab hipertensi yaitu merokok, terlalu banyak dan sering mengonsumsi makanan asin, konsumsi alkohol, kurang olahraga.
5. Kurang Berolahraga
Kurang berolahraga akan berdampak buruk pada kesehatan pembuluh darah. Darah yang seharusnya juga mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh jadi tersumbat karena saraf mengalami penyempitan. Hal ini juga memicu hipertensi.
6. Mengonsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah di seluruh tubuh, sehingga pasokan darah dalam tubuh juga terhambat jika sistem saraf pusat terganggu.
7. Pola Makan Buruk
Pola makan buruk seperti jadwal makan yang tidak teratur, terlalu sering memakan junk food, makanan tinggi lemak, serta tidak memperhatikan gizi seimbang dapat menyebabkan hipertensi yang meningkatkan risiko stroke.
8. Cedera Kepala
Cedera kepala seperti benturan yang cukup kuat dapat membentuk sebuah gumpalan di kepala. Kondisi ini dapat menyebabkan gegar otak, mengganggu sistem kekebalan tubuh dan sel darah sehingga menyebabkan stroke.
9. Anemia Sel Sabit
Yaitu kondisi kelainan genetik dimana jumlah sel darah merah rendah, atau sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Tak hanya itu sel darah merah penderitanya berbentuk seperti bulan sabit. Jika pasokan darah dan oksigen tidak teralirkan secara sempurna ke otak maka akan menyebabkan stroke.
10. Kolesterol Tinggi
Tingginya kolesterol jahat dalam darah bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah otak yang menimbulkan aterosklerosis (sumbatan atau penyempitan pembuluh darah). Hal ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan stroke atau penyakit jantung koroner.
Ada beberapa faktor risiko penyakit stroke, antara lain seperti:
1. Usia: Sering menyerang seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Meski begitu, stroke juga dapat mengenai orang dengan usia muda.
2. Jenis Kelamin: Pria lebih banyak dibanding wanita, sedangkan wanita lebih berisiko untuk stroke perdarahan dibanding pria.
3. Penyakit Jantung: Beberapa obat-obatan yang dipakai untuk terapi penyakit jantung dapat meningkatkan risiko untuk stroke perdarahan.
4. Hipertensi: Sekitar 70% penderita stroke disebabkan oleh hipertensi.
5. Merokok: Seseorang yang merokok dengan jumlah 1 pak per hari mempunyai risiko untuk stroke hingga 2-2,5 kali dibanding dengan orang bukan perokok.
6. Diabetes: Penderita diabetes meningkatkan risiko stroke karena orang dengan diabetes rentan mengalami tekanan darah tinggi dan cenderung obesitas. Tak hanya itu, diabetes juga membuat pembuluh darah menjadi rusak, sehingga memungkinkan stroke untuk lebih mudah terjadi.
7. Obesitas: Obesitas dapat meningkatkan resiko stroke baik perdarahan maupun sumbatan, tergantung pada faktor risiko lainnya yang ikut menyertainya.
Jika Sahabat Persada memiliki anggota keluarga dengan riwayat stroke, maka risiko Anda untuk mengalami stroke juga meningkat.
Adapun gejala utama stroke dapat ditandai dengan adanya tanda yang terjadi pada bagian tubuh berikut ini:
Selain itu, ada pula tanda-tanda stroke lain pada pria maupun wanita yang mungkin dialami, diantaranya:
Adapun cara sederhana yang bisa Sahabat Persada lakukan untuk mengenali gejala Stroke, yaitu dengan “SEGERA KE RS”.
Sahabat Persada tidak perlu khawatir, penyakit stroke dapat dicegah sedari dini, lho! Terapkan hal berikut ini untuk mencegah stroke:
Mulailah mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. Caranya variasikan karbohidrat, protein, vitamin, serat, dan lain-lain. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan, konsumsi air yang cukup yaitu minimal 2 liter perhari, dan batasi konsumsi makanan atau minuman manis, asin, dan berlemak.
Merokok dapat memicu penggumpalan darah dan penyempitan pembuluh darah. Sehingga menyebabkan gangguan aliran darah menuju otak. Bagi Sahabat Persada yang tidak merokok, hindari juga asap rokok.
Olahraga rutin minimal 4-5 kali seminggu dapat menjaga agar tekanan darah tetap stabil. Mulailah hari Anda dengan jalan pagi, lari, atau berenang. Sesuaikan dengan kemampuan fisik Anda.
Bagi Sahabat Persada yang mengalami obesitas, mulailah untuk melakukan diet sehat. Pasalnya obesitas menyebabkan penumpukan lemak di arteri yang dapat mengganggu aliran darah di sekujur tubuh.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
Selain berupaya menjaga kesehatan fisik, Sahabat Persada juga harus mengelola kesehatan mental. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan kontrol stress. Stress dan emosi yang intens dapat meningkatkan produksi hormon epinefrin yang memicu meningkatnya tekanan darah dan berkaitan dengan hipertensi sebagai salah satu faktor risiko stroke.
Baca Juga: 7 Olahraga untuk Jantung Sehat Sedari Dini
1. Obat-Obatan
Konsumsi obat-obatan pada penderita stroke hemoragik dilakukan untuk mengurangi tekanan di otak, menormalkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien sedang mengonsumsi obat pengencer darah secara rutin, dokter akan memberikan transfusi faktor pembekuan atau obat-obatan yang dapat melawan efek obat pengencer darah tersebut.
2. Operasi
Pada penderita stroke hemoragik, operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak, serta jika memungkinkan juga memperbaiki pembuluh darah yang pecah.
Pada pengobatan stroke TIa tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya stroke dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat memantik timbulnya stroke. Cara yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Dokter dapat memberikan obat untuk mencegah penggumpalan darah atau melakukan prosedur angioplasti.
1. Suntik rtPA
Pengobatan yang pertama yaitu dengan melakukan suntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) yang diberikan melalui infus. Tindakan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi aliran darah menuju otak. Suntikan rtPA dapat diberikan oleh dokter dalam waktu 3-4,5 jam setelah gejala pertama muncul.
2. Konsumsi Obat Antiplatelet
Antiplatelet atau obat pengencer darah, seperti aspirin atau ticlopidine, dapat diberikan untuk mencegah pembekuan darah. Tentunya dalam mengkonsumsi obat ini harus diawasi dokter.
3. Konsumsi Obat Antikoagulan
Obat antikoagulan, seperti heparin, biasanya diberikan kepada penderita stroke dengan gangguan irama jantung. Sama seperti obat antiplatelet, konsumsi obat antikoagulan juga bertujuan untuk mencegah pembekuan darah.
4. Konsumsi Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi diberikan untuk mengendalikan tekanan darah. Jenis obat antihipertensi tersebut adalah ACE inhibitor, alpha-blocker dan beta-blocker, diuretik thiazide, atau obat antagonis kalsium.
5. Konsumsi Obat Golongan Statin
Konsumsi obat golongan statin, seperti atorvastatin, dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.
6. Operasi Endarterektomi Karotis
Pengobatan stroke melalui operasi endarterektomi karotis dilakukan guna mencegah stroke iskemik berulang. Melalui prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis di leher pasien akan dibuang. Perlu diketahui, operasi ini tidak dianjurkan untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung.
7. Angioplasti
Angioplasti dilakukan dengan cara memasukkan kateter melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis. Gunanya untuk melebarkan arteri karotis.
Stroke jarang menjadi penyebab langsung disfungsi seksual. Tetapi stroke dapat menimbulkan stres yang memicu terjadinya disfungsi seksual. Hal ini tentu akan berakibat pada dinamika seks setidaknya untuk sementara, karena pasca terserang stroke seringkali timbul masalah seperti afasia (ketidakmampuan untuk berbicara atau memahami bahasa lisan), hemiplegia (kelumpuhan satu sisi tubuh biasanya melibatkan wajah, lengan dan kaki), atau hemiparesis.
Maka, dokter akan melakukan evaluasi fungsi seksual pasien agar gangguan atau disfungsi seksual pasien post stroke dapat ditangani secara tuntas. Penanganan perlu melibatkan tim neurologist, psychiatrist, dan urologist.
Perlu dipahami bahwa disfungsi seksual pasien post stroke juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis dan organik. Maka penting juga bagi pasien untuk mencoba beradaptasi dengan perubahan fisik dan mengelola suasana hati.
Baca Juga: Rekomendasi 12 Makanan Sehat untuk Jantung Anda
Jika Sahabat Persada merasakan gejala atau tanda terjadinya Stroke seperti yang telah disebutkan di atas, atau Sahabat Persada memiliki sejumlah faktor risiko Stroke, segera datang dan periksakan diri ke Cardiac Center Persada Hospital Malang. Didukung oleh teknologi terkini, dokter berpengalaman, dan tim yang kolaboratif, Rumah Sakit Persada Hospital Malang siap melakukan perawatan terbaik untuk pasien stroke.
Jika ditangani dengan cepat dan tepat, stroke bisa dicegah maupun ditangani dengan baik. Maka dari itu, selalu waspada dengan gejala-gejala yang timbul di tubuh Anda.
Kunjungi Rumah Sakit Persada Hospital Malang untuk mencegah dan mengobati stroke dengan tepat dan cepat.