Penyebab Jantung Berdebar Meskipun Sedang Tidak Beraktivitas

Setiap orang mungkin pernah mengalami yang namanya jantung berdebar seperti ketika sedang panik atau cemas. Jantung berdebar atau deg-degan dalam istilah medis disebut dengan palpitasi. Lalu, sebenarnya apa penyebab jantung berdebar?

Seseorang dikatakan mengalami jantung berdebar ketika jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit. 

Penyebab Jantung Berdebar saat Tidak Beraktivitas

Jantung berdebar sendiri tergolong hal yang normal terjadi terutama ketika Anda sedang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dan bisa reda dengan sendirinya. Namun Anda juga harus waspada jika jantung Anda berdebar meskipun sedang tidak beraktivitas. 

Jantung yang berdebar apabila disertai dengan gejala lain bisa disebabkan karena adanya penyakit tertentu. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan jantung berdebar meskipun Anda tidak sedang beraktivitas.

1. Anemia

Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah di dalam tubuh sangat rendah atau juga sering dikenal dengan kekurangan sel darah merah. Sel darah merah sendiri memiliki peran penting untuk membawa pasokan oksigen dalam tubuh.

Salah satu penyebab anemia yaitu kekurangan zat besi. Zat besi memiliki fungsi untuk membentuk hemoglobin, suatu protein yang berfungsi untuk mengantarkan oksigen menuju seluruh tubuh.

Ketika jumlah hemoglobin rendah, pasokan oksigen juga rendah sehingga tubuh menjadi lemas. Selain itu, jantung juga akan bekerja lebih keras untuk memompa oksigen sehingga penderita anemia juga bisa mengalami jantung berdebar. 

Selain jantung berdebar, penderita anemia juga biasanya merasakan gejala lain seperti mudah lelah, tubuh lemas, dan wajah cenderung pucat. Kondisi tersebut tidak boleh diabaikan sebab bisa berisiko menyebabkan penyakit jantung.

2. Hipertiroidisme

Penyebab jantung berdebar berikutnya bisa dikarenakan Anda mengalami hipertiroidisme. Hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dengan kadar yang berlebihan. 

Selain berperan dalam proses metabolisme, hormon tiroid juga memiliki peran dalam mengendalikan detak jantung. Ketika hormon ini diproduksi berlebihan bisa menyebabkan metabolisme bekerja lebih cepat dan jantung berdetak lebih kencang.

Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena berisiko menyebabkan masalah jantung seperti aritmia sampai gagal jantung.

Beberapa gejala hipertiroidisme yang perlu Anda waspadai diantaranya jantung berdebar, kesulitan untuk tidur, mudah berkeringat, merasa cemas atau gelisah, mengalami tremor, sampai penurunan konsentrasi.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada di bawah kadar normal. Adapun kadar gula darah normal tubuh yaitu sekitar 70 sampai 140 mg/dL. 

Biasanya kondisi ini terjadi pada penderita diabetes meskipun tidak menutup kemungkinan non penderita diabetes bisa terkena hipoglikemia. 

Seperti yang Anda ketahui, gula darah menjadi sumber energi seseorang sehingga dapat beraktivitas. Rendahnya gula darah dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang menjadi lemas, kesemutan, sulit berkonsentrasi, gelisah, merasa lapar berlebihan, dan jantung berdebar.

Penyebab jantung berdebar pada penderita hipoglikemia yaitu karena kinerja saraf otonom terganggu sehingga jantung berdetak lebih kencang. 

4. Dehidrasi

Jantung berdebar saat Anda tidak beraktivitas juga bisa disebabkan karena Anda mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. 

Saat tubuh kekurangan cairan, darah dapat mengalami pengentalan akibatnya peredaran darah terhambat dan jantung harus bekerja ekstra sehingga Anda merasakan jantung Anda berdebar. 

Beberapa penyebab tubuh mengalami dehidrasi diantaranya yaitu kurang minum, diare, demam, sampai diet yang ekstrem. Selain jantung berdebar, dehidrasi juga bisa ditandai dengan urine berwarna pekat, haus, bibir kering, badan terasa lemas, sakit kepala sampai pingsan. 

Anda bisa mengatasi jantung berdebar yang disebabkan karena dehidrasi dengan mencukupi asupan air minum harian Anda.

4. Aritmia

Aritmia adalah gangguan ritme detak jantung yang menyebabkan detak jantung berdetak sangat kencang, sangat lambat atau tidak beraturan. Seseorang yang mengalami penyakit ini bisa merasakan jantung berdebar.

Selain jantung berdebar, aritmia juga biasanya diikuti dengan gejala lain seperti pusing, nyeri di area dada, pusing, mudah lelah, dan sesak napas. 

Seseorang yang mengalami gejala di atas belum tentu terkena aritmia. Untuk memastikannya, apabila Anda mengalami gejala di atas, Anda bisa memeriksakan diri ke rumah sakit yang menyediakan Cardiac Center seperti Persada Hospital.

Meski tergolong normal, namun Anda harus waspada jika kondisi ini terjadi secara berulang kali karena bisa menandakan adanya masalah serius pada jantung Anda. Aritmia sendiri bisa disebabkan karena beberapa hal seperti hipertensi, diabetes, hipertiroidisme, penyakit jantung bawaan, sampai penyakit jantung koroner. 

5. Demam

Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas 38 derajat celcius sebagai respon adanya infeksi seperti infeksi bakteri atau virus. Meskipun tidak beraktivitas, ketika Anda terkena demam jantung Anda bisa berdebar.

Hal tersebut dikarenakan saat demam metabolisme tubuh dan detak jatuk mengalami peningkatan alhasil Anda bisa merasakan jantung Anda berdegup gencang. 

Saat demam biasanya Anda juga bisa merasakan gejala lain seperti tubuh terasa lemas, pusing, nyeri sendi, mual sampai sakit perut. Beberapa penyakit yang ditandai dengan demam diantaranya yaitu demam dengue, flu sampai TBC.

6. Serangan Panik (Panic Attack)

Penyebab jantung berdebar meski sedang tidak melakukan aktivitas bisa terjadi karena serangan panik atau panic attack. Serangan panik adalah serangan rasa takut yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan seseorang merasakan ketakutan luar biasa.

Serangan panik memiliki kemiripan dengan serangan jantung. Perbedannya, serangan jantung bisanya terjadi karena aktivitas yang berat.

Sedangkan seseorang bisa terserang panic attack tanpa adanya pemicu tertentu termasuk ketika Anda tidak melakukan aktivitas apapun seperti tidur. 

Gejala yang bisa dirasakan ketika seseorang terkena panick attack diantaranya yaitu jantung berdebar, mual, sulit bernapas, merasa takut mati, badan gemetar serta berkeringat. Kondisi tersebut biasanya bisa reda dengan sendirinya setelah beberapa menit. 

7. Gaya Hidup Tak Sehat

Selain karena adanya masalah atau penyakit tertentu pada tubuh, jantung berdebar juga bisa disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. 

Beberapa gaya hidup tidak sehat yang bisa menyebabkan jantung berdebar diantaranya yaitu kebiasaan merokok, konsumsi narkoba, dan mengonsumsi kafein dan alkohol secara berlebihan.

Untuk mengatasinya, Anda perlu melakukan gaya hidup sehat seperti menghentikan kebiasaan merokok, membatasi konsumsi kafein, rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bernutrisi.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Jantung Sedari Dini

Tindak Lanjuti Penyebab Jantung Berdebar di Persada Hospital

Jantung berdebar memang tidak selalu disebabkan karena penyakit jantung, bisa jadi disebabkan karena beberapa hal mulai dari serangan panik, gaya hidup, rasa cemas, sampai penyakit tertentu.

Apabila Anda mengidap hipertiroidisme, aritmia atau kondisi jantung berdebar yang terjadi berulang kali disertai gejala lain seperti nyeri di area dada, sesak napas, dan keringat dingin sebaiknya Anda memeriksakan diri ke rumah sakit.

Salah satu rumah sakit yang bisa Anda kunjungi adalah Persada Hospital Malang Jawa Timur. Persada Hospital memiliki Cardiac Center dengan teknologi dan tim medis kompeten yang siap membantu menangani permasalahan jantung berdebar Anda.

Itulah beberapa penyebab jantung berdebar meski Anda sedang tidak melakukan aktivitas. Dalam kondisi normal, jantung berdebar memang bisa reda dengan sendirinya. Namun jika jantung berdebar disebabkan karena penyakit tertentu sebaiknya segera lakukan pemeriksaan diri.

Cek jadwal dokter jantung Persada Hospital gedung A untuk melakukan kunjungan konsultasi di poli jantung Persada Hospital.

Informasi Lebih Lanjut Hubungi 081130588585
Ditinjau oleh :
dr. Indra Prasetya, Sp.JP (K)., FIHA
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Share :
#SehatBarengPersada