Kanker Kelenjar Getah Bening atau limfoma adalah penyakit yang mempengaruhi sistem limfatik tubuh, dan sering kali muncul tanpa gejala yang jelas di awal.
Bahkan, banyak orang tidak menyadari gejalanya hingga sudah sampai ke kondisi yang lebih parah.
Padahal, mengenali tanda-tanda hingga pilihan pengobatan yang tersedia sangat penting agar Anda bisa mengatasinya sejak dini.
Jadi, mari simak sampai selesai untuk memahami lebih dalam!
Sesuai namanya, ini adalah jenis kanker yang berkembang pada sel darah putih yang disebut limfosit, yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Limfosit ini terdapat dalam darah, kelenjar getah bening, sumsum tulang, dan organ lainnya yang tergabung dalam sistem limfatik.
Ada dua jenis utama kanker yang menyerang limfoma, yaitu Hodgkin lymphoma dan Non-Hodgkin lymphoma (NHL).
Meskipun keduanya merupakan jenis kanker yang berkembang pada sel limfosit, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal penyebab, gejala, dan cara pengobatan.
Berikut perbedaannya:
Penyakit limfoma terjadi ketika limfosit berkembang secara tidak terkendali akibat perubahan atau mutasi pada DNA mereka, maupun akibat infeksi. Ini dia rinciannya:
Pada dasarnya, perubahan atau mutasi dalam DNA sel limfosit adalah penyebab utama dari limfoma.
DNA yang rusak mengubah cara sel berfungsi hingga menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh dan berkembang dengan cara yang abnormal.
Namun, penyebab pasti mengapa mutasi ini terjadi masih belum sepenuhnya dipahami. Sebagian besar perubahan genetik ini terjadi secara acak, dan mungkin juga disebabkan oleh faktor lingkungan atau infeksi.
Pada beberapa kasus, infeksi virus atau bakteri tertentu dapat memicu terjadinya mutasi yang dapat berujung pada perkembangan kanker.
Contohnya yaitu virus seperti Epstein-Barr virus (EBV) dan HIV yang diketahui berhubungan erat dengan risiko terjadinya limfoma.
EBV dapat menginfeksi limfosit dan menyebabkan mutasi yang memicu perkembangan kanker. Begitu juga dengan infeksi Helicobacter pylori, yang telah terbukti menyebabkan jenis limfoma tertentu, seperti gastric MALT lymphoma.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun infeksi ini dapat meningkatkan risiko, tidak semua orang yang terinfeksi virus tersebut akan mengembangkan kanker.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit limfoma, meskipun faktor-faktor ini tidak selalu menyebabkan kanker langsung. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui:
Umumnya, kanker ini lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, terutama jenis Non-Hodgkin Lymphoma (NHL).
Namun, Hodgkin Lymphoma juga sering ditemukan pada individu muda berusia antara 15 hingga 35 tahun atau orang yang berusia lebih dari 60 tahun.
Ditinjau dari segi jenis jelamin, limfoma juga lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Meskipun limfoma tidak diturunkan melalui genetik secara langsung, namun memiliki anggota keluarga dekat yang pernah menderita limfoma atau kanker darah lainnya dapat meningkatkan sedikit risiko.
Ini mungkin disebabkan oleh adanya perubahan genetik yang diwariskan yang meningkatkan kecenderungan seseorang mengembangkan kanker.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar orang yang memiliki riwayat keluarga dengan limfoma tidak akan mengalaminya.
Beberapa jenis penyakit autoimun seperti Sjögren’s syndrome atau Hashimoto’s thyroiditis, diketahui dapat meningkatkan risiko limfoma.
Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terus-menerus aktif dan dapat mempengaruhi sel limfosit, mengarah pada perubahan genetik yang memicu kanker.
Selain itu, kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV atau penggunaan obat imunosupresan setelah transplantasi organ, juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker ini.
Hal ini bisa terjadi karena sistem kekebalan yang lemah lebih mudah terkena infeksi dan perubahan genetik pada limfosit atau sel darah putih.
Gejala limfoma sering kali tidak muncul dengan jelas pada tahap awal penyakit. Itu sebabnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka menderita kanker ini.
Namun, ada beberapa gejala yang umumnya terkait dengan limfoma dan perlu Anda waspadai, di antaranya meliputi:
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk mendiagnosis penyakit limfoma, dokter akan melakukan beberapa langkah, yang pertama yaitu pemeriksaan fisik untuk memeriksa pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Selain itu, biopsi jaringan melalui tusuk jarum atau operasi juga diperlukan untuk memeriksa sel kanker pada mikroskop.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda limfoma, dokter akan melanjutkan dengan tes darah dan pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau PET scan untuk mengetahui sejauh mana kankernya telah menyebar.
Pengobatan untuk penyakit ini sebenarnya tergantung pada jenis limfoma yang diderita dan tingkat keparahannya. Adapun beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan di dunia medis saat ini adalah:
Anda tentu sudah sering mendengar istilah satu ini. Kemoterapi adalah opsi yang paling umum digunakan untuk mengobati kanker, terutama untuk jenis yang cepat berkembang.
Dalam metode ini, obat-obatan kimia digunakan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
Terapi radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan radiasi berenergi tinggi.
Biasanya, terapi ini digunakan pada pasien yang memiliki kanker limfoma stadium awal atau pada area yang sangat spesifik, seperti kelenjar getah bening yang terinfeksi.
Sesuai namanya, terapi imun alias imunoterapi bertujuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh (imun) agar dapat melawan sel kanker.
Sementara itu, targeted therapy dilakukan dengan menargetkan bagian-bagian tertentu dari sel kanker yang mendukung pertumbuhannya.
Pada kasus kanker limfoma yang lebih lanjut atau pada pasien yang mengalami kekambuhan, transplantasi sel punca (stem cell transplant) dapat dilakukan.
Prosedur ini melibatkan penggantian sel-sel darah yang rusak dengan sel-sel sehat dari donor yang cocok.
Ingat, memahami penyebab dan faktor risiko limfoma adalah langkah pertama menuju pengobatan yang lebih cepat dan efektif.
Jadi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan medis jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan. Pasalnya, deteksi dini sangat penting dalam penanganan kanker jenis apapun.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kanker limfoma, segera kunjungi dr. Herwindo Pudjo Brahmantyo, Sp.PD,K-H.Onk.M Spesialis Penyakit Dalam di Persada Hospital Malang untuk pemeriksaan lebih lanjut,
Dengan deteksi dini, peluang untuk pengobatan yang lebih efektif dan penyembuhan lebih besar. Untuk informasi lainnya seputar kesehatan, kunjungi blog Persada Hospital!