Ketahui Penyebab Tumor Otak dan Gejalanya

Ketahui Penyebab Tumor Otak dan Gejalanya

Tumor otak adalah kondisi pertumbuhan abnormal di dalam otak yang terjadi ketika sel membelah diri secara tidak terkendali.

Ada lebih dari 150 jenis tumor otak. Beberapa di antaranya merupakan tumor jinak, sedangkan lainnya bersifat ganas (kanker). Pada umumnya, tumor otak dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama:

  1. Tumor otak primer. Tumor yang berasal dari bagian otak sendiri, seperti sel otak, selaput yang melapisi otak (meninges), saraf, atau kelenjar di otak.
  2. Tumor otak sekunder. Tumor yang terjadi ketika kanker dari bagian tubuh lain, seperti payudara atau paru-paru, menyebar ke otak. Juga dikenal dengan sebutan tumor otak metastasis, kondisi ini lebih umum terjadi daripada tumor otak primer.

Gejala Tumor Otak

Tumor otak jinak cenderung menyebabkan gejala yang berkembang lambat dalam hitungan bulan atau tahun. Sementara tumor otak ganas menyebabkan gejala yang memburuk secara cepat.

Gejala tumor otak bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, antara lain:

  1. Sakit kepala 
  2. Muntah menyemprot
  3. Gangguan penglihatan atau lapang pandang di salah satu atau kedua mata
  4. Kelemahan atau kebas pada satu sisi tubuh
  5. Gangguan keseimbangan
  6. Kesulitan berbicara dan memahami perkataan orang lain
  7. Gangguan daya ingat
  8. Perubahan kepribadian
  9. Kejang, terutama apabila tidak memiliki Riwayat kejang sebelumnya
  10. Gangguan pendengaran
  11. Apakah Sahabat Persada sering mengalami sakit kepala yang berlarut dan berlangsung lama? Waspada, bisa jadi itu adalah gejala tumor otak. Kenali penyebab tumor otak dan gejalanya yang akan di bahas pada artikel ini.

Apa Saja Faktor Risiko Terjadinya Tumor Otak?

Sejumlah faktor lingkungan dan genetik dapat meningkatkan risiko berkembangnya tumor otak. Di antaranya seperti:

  1. Paparan radiasi, seperti radioterapi yang digunakan untuk mengobati kanker lainnya, atau nuklir
  2. Faktor usia, terutama bagi orang yang berusia di atas 65 tahun
  3. Jenis kelamin, secara umum, pria lebih rentan mengalami tumor otak daripada wanita
  4. Etnis. Ras Kaukasia lebih berisiko menderita tumor ini dibandingkan ras lain.
  5. Riwayat keluarga. Sekitar 5–10% tumor otak terjadi akibat faktor keturunan, seperti neurofibromatosis.
  6. Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker darah (limfoma) yang bermula di otak dan sumsum tulang belakang.

Diagnosis Tumor Otak

Sebelum membuat diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis dengan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga dan gejala yang dirasakan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Apabila terdapat dugaan tumor otak, maka dokter akan melakukan tes penunjang untuk menegakkan diagnosis.

Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis tumor otak adalah:

  1. CT Scan atau MRI untuk melihat gambaran otak secara lebih jelas
  2. Angiogram otak, yaitu tes yang menggunakan pewarna dan sinar X dari pembuluh darah otak untuk menemukan tanda-tanda sel abnormal
  3. Biopsi, yaitu dilakukan dengan mengambil sampel jaringan untuk diteliti menggunakan mikroskop. Dengan tes ini, dokter dapat menentukan jenis tumor yang diderita pasien (jinak atau ganas).

Bagaimana Penanganan Tumor Otak?

Penanganan dan pengobatan untuk tumor otak tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran dan lokasi tumor, jenis dan tingkat keganasan, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Berikut ini beberapa penanganan untuk tumor otak, seperti:

  1. Pembedahan. Tujuannya adalah untuk mengangkat sel tumor seluruhnya atau sebanyak-banyaknya. Hal ini dikarenakan beberapa tumor otak menempel dan sulit dipisahkan dari jaringan sekitarnya, sehingga seringkali tidak bisa diangkat seluruhnya.
  2. Radioterapi. Terapi radiasi menggunakan pancaran energi yang kuat untuk membunuh sel tumor. Pancaran energi tersebut dapat diatur untuk fokus hanya pada area tumor berada, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan sekitar. 
  3. Kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat-obatan kuat untuk membunuh sel tumor, bisa dalam bentuk pil atau melalui injeksi pembuluh darah vena. 
  4. Terapi Target. Terapi target menggunakan obat khusus seperti kemoterapi, namun spesifik menyerang sinyal signaling cell tertentu yang ada di dalam sel tumor.

 

Persada Hospital menyediakan layanan komprehensif dalam penanganan tumor otak dan kasus neurologis lainnya, dengan peralatan terkini serta kolaborasi dokter multispesialisasi, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi, hingga rehabilitasi medis saat proses penyembuhan.

Informasi selengkapnya hubungi hotline Persada Hospital di 0811-3058-8585.

Informasi Lebih Lanjut Hubungi - 081130588585
Ditinjau oleh :
dr. Donny Wisnu Wardhana, Sp.BS. Subsp.BS-Onk(K), FICS
Spesialis Bedah Saraf
Share :
#SehatBarengPersada