Penyakit paru obstruktif kronis atau chronic obstructive pulmonary disease atau yang biasa disingkat dengan PPOK merupakan sebuah jenis penyakit jantung yang terjadi akibat paru-paru mengalami peradangan pada waktu yang cukup lama. Hal ini dapat berdampak buruk pada sistem pernapasan.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kondisi utama yang termasuk ke dalam PPOK yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Biasanya, pengidap PPOK berpotensi mengalami salah satu atau kedua kondisi tersebut secara bersamaan. Lalu apa itu PPOK?
PPOK merupakan istilah yang mencakup kondisi klinis seperti emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema ditandai dengan kerusakan pada alveoli (kantung udara di paru-paru) yang mengakibatkan gangguan pertukaran gas, sedangkan bronkitis kronis adalah peradangan kronis pada bronkus yang menyebabkan produksi lendir berlebih dan obstruksi saluran napas.
Menurut PDPI 2023, PPOK didefinisikan sebagai kelainan paru heterogen yang ditandai dengan keluhan respirasi kronik (sesak napas, batuk, produksi dahak) dikarenakan abnormalitas saluran napas (bronkitis, bronkiolitis) dan/atau alveoli (emfisema) yang menyebabkan hambatan aliran udara yang persisten dan seringkali progresif. Terminologi baru yang digunakan dalam PDPI 2023 meliputi:
Diketahui, penyebab utama dari PPOK yaitu adanya penyumbatan dan kerusakan di jaringan paru-paru. Namun, menurut PDPI 2023 beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit PPOK, yaitu:
Merokok adalah faktor risiko terbesar untuk PPOK. Asap rokok mengandung berbagai zat kimia beracun yang dapat merusak paru-paru dan menyebabkan peradangan kronis. Kebiasaan merokok yang dimulai sejak usia muda, serta jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dan durasi merokok merupakan faktor penting dalam perkembangan PPOK.
Paparan polusi udara, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, dapat menyebabkan PPOK. Polusi di dalam ruangan berasal dari asap dapur (misalnya dari pembakaran kayu atau arang), asap rokok, dan bahan bakar untuk pemanas ruangan.
Individu yang bekerja di lingkungan dengan paparan debu, bahan kimia, dan asap beracun berisiko lebih tinggi terkena PPOK. Pekerja di industri seperti pertambangan, konstruksi, dan manufaktur sering terpapar iritan yang dapat merusak paru-paru dan menyebabkan PPOK.
Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam risiko PPOK. Defisiensi alfa-1 antitrypsin, suatu kondisi genetik yang jarang, menyebabkan rendahnya kadar protein yang melindungi paru-paru dari kerusakan oleh enzim tertentu. Individu dengan defisiensi ini berisiko tinggi mengembangkan PPOK, terutama jika mereka merokok atau terpapar polutan lingkungan.
Risiko PPOK meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun PPOK lebih umum pada laki-laki karena tingginya tingkat merokok, angka kejadian pada perempuan meningkat karena peningkatan kebiasaan merokok di kalangan perempuan.
Infeksi saluran napas bawah yang sering atau berat, terutama pada masa kanak-kanak, dapat meningkatkan risiko PPOK di kemudian hari. Infeksi seperti tuberkulosis juga terkait dengan peningkatan risiko PPOK.
Status sosial ekonomi rendah seringkali berkaitan dengan paparan polusi yang lebih tinggi, nutrisi yang buruk, dan akses terbatas ke layanan kesehatan, yang semuanya dapat meningkatkan risiko PPOK.
Umumnya, gejala PPOK baru akan muncul ketika paru-paru sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Gejala yang muncul semakin lama akan semakin memburuk. Adapun gejala umum yang biasa dialami oleh penderita PPOK yaitu:
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan PPOK sepenuhnya, pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi. Pendekatan pengobatan meliputi beberapa metode:
Menurut PDPI 2023, terdapat tiga jenis obat untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Bronkodilator:
Kortikosteroid:
Inhibitor Fosfodiesterase-4 (PDE-4):
Terapi oksigen digunakan untuk pasien dengan PPOK parah yang mengalami hipoksemia (kadar oksigen rendah dalam darah). Oksigen diberikan melalui masker atau kanula hidung, membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan meringankan gejala sesak napas. Terapi oksigen jangka panjang di rumah dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pada pasien PPOK yang parah.
Lung Volume Reduction Surgery (LVRS):
Bullectomy:
Transplantasi Paru-paru:
Rehabilitasi paru adalah program komprehensif yang melibatkan edukasi, latihan fisik, dan dukungan psikososial untuk pasien PPOK. Program ini bertujuan untuk:
Menurut PDPI 2023, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) memiliki beberapa mekanisme patofisiologi dan patogenesis utama yang mendasari kondisi ini.
PPOK ditandai oleh respons inflamasi abnormal terhadap iritasi kronik seperti asap rokok. Inflamasi ini menyebabkan kerusakan parenkim dan fibrosis saluran napas kecil.
Stres oksidatif akibat paparan polutan memperburuk inflamasi dan kerusakan jaringan. Biomarker stres oksidatif seperti peroksida hidrogen dan 8-isoprostan meningkat dalam dahak, kondensat hembusan napas, dan sirkulasi sistemik pada pasien PPOK.
Peningkatan sel CD8+, neutrofil, makrofag, dan limfosit T di saluran napas menyebabkan pelepasan mediator inflamasi yang memperkuat proses inflamasi dan kerusakan struktural.
Dalam proses diagnosa, biasanya dokter akan mencari tahu gejala dan riwayat kesehatan dari pasien, serta memeriksa faktor yang menjadi pemicu PPOK. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan fisik pada area paru-paru menggunakan stetoskop.
Selain itu, dibutuhkan juga beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di layanan Persada Hospital, seperti:
Seperti yang diketahui, penyakit PPOK dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas. PPOK berpotensi menyebabkan penderitanya mengalami beberapa komplikasi serius, seperti;
Meskipun termasuk ke dalam penyakit yang tidak dapat disembuhkan, PPOK dapat dicegah dengan beberapa upaya sederhana. Seperti:
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami beberapa gejala PPOK, terlebih bisa disertai dengan tanda berikut:
Bila Anda sudah menemukan beberapa gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke Spesialis Pulmonologi dan Pernafasan (Paru) Persada Hospital. Persada Hospital merupakan salah satu rumah sakit jantung di Malang yang menyediakan layanan unggulan, poliklinik, dan fasilitas yang sudah mumpuni.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah profesional dan berpengalaman sehingga pengobatan dan perawatan pasien lebih komprehensif. Selain itu, pelayanan juga didukung oleh peralatan medis yang lengkap dan tim medis ahli yang mampu memberikan pelayanan jantung terintegrasi dan terpadu.
Persada Hospital adalah satu-satunya rumah sakit di Malang yang memiliki layanan lengkap dan terpadu untuk penanganan penyakit jantung, termasuk PPOK. Mari percayakan kesehatan jantung Anda bersama kami! Informasi lebih lanjut tentang penanganan penyakit paru obstruktif kronis, hubungi kami!