Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang mencemaskan di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit pneumonia. Pada tahun 2022, jumlah kasus penyakit saluran pernafasan di ibukota 100% mengalami peningkatan.
Selain itu, dalam data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ditemukan 400 pasien yang menderita penyakit pneumonia. Dari data-data tersebut, dapat diketahui bahwa sangat penting untuk mengetahui penyakit pneumonia, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara untuk mencegahnya.
Menurut Murray (2021) dalam buku yang berjudul "Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine," pneumonia adalah infeksi akut pada parenkim paru yang menyebabkan peradangan dan eksudasi di dalam alveoli dan saluran udara yang berdekatan, sering kali mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan kesulitan bernapas.
Sedangkan menurut Fishman (2015) dalam buku yang berjudul "Fishman's Pulmonary Diseases and Disorders," pneumonia dijelaskan sebagai proses inflamasi yang terjadi di dalam alveoli dan jaringan interstisial paru, yang diakibatkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur, serta faktor-faktor non-infeksi seperti aspirasi zat berbahaya.
Secara umum Pneumonia merupakan sebuah kondisi peradangan yang dialami oleh seseorang ketika terjadi infeksi pada alveolus (kantung udara) di dalam paru. Alveolus yang sudah terinfeksi akan berisi cairan atau dahak. Gangguan ini bisa menyebabkan demam, menggigil, batuk berdahak atau bernanah, hingga sesak napas.
Infeksi yang disebabkan oleh pneumonia dapat menyerang salah satu bagian paru maupun kedua bagian paru. Faktor utama yang menjadi penyebabnya yaitu adanya infeksi dari virus, jamur, ataupun bakteri,
Di Indonesia, pneumonia lebih dikenal dengan istilah penyakit infeksi paru. Penyakit ini tidak hanya dapat menyerang orang dewasa saja, tetapi juga dapat menyerang anak-anak, hingga bayi yang baru lahir.
Menurut Fishman (2015) pada buku yang berjudul "Fishman's Pulmonary Diseases and Disorders", pneumonia dapat dipicu oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, dan jamur, yang semuanya dapat menyebabkan peradangan parah pada paru dan menimbulkan gejala klinis yang serius.
Penyebab pertama penyakit pneumonia adalah bakteri yang terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu tipikal dan atipikal. Pada kelompok tipikal atau kelompok yang biasanya menyebabkan pneumonia bakteri, terdapat bakteri seperti Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae (juga dikenal sebagai Pneumococcus), Group A Streptococcus, dan Moraxella catarrhalis. Bakteri ini biasanya mudah dikenali dan sering menjadi penyebab utama pneumonia di masyarakat umum.
Sedangkan pada kelompok atipikal, terdapat bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae, Legionella pneumophila, dan Chlamydia pneumoniae. Bakteri atipikal ini sering kali tidak menunjukkan gejala pneumonia yang khas dan dapat menyebabkan infeksi yang lebih ringan atau lebih lambat berkembang.
Selain bakteri, pneumonia juga dapat disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang sering menjadi penyebab pneumonia meliputi Parainfluenza virus, coronavirus, adenovirus, dan virus lainnya. Virus-virus ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan flu tetapi dengan komplikasi yang lebih parah di paru.
Jamur juga bisa menjadi penyebab pneumonia, terutama pada individu dengan sistem imun yang lemah. Jamur yang umum menjadi penyebab meliputi Blastomyces, Histoplasma, dan Coccidioides.
Pneumonia aspirasi disebabkan oleh zat berbahaya seperti polutan, asap rokok, bahan kimia, dan asap dari lingkungan. Ketika zat-zat ini terhirup ke dalam paru, mereka dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.
Pneumonia di rumah sakit terjadi pada pasien yang telah lama dirawat di rumah sakit. Pneumonia jenis ini sering kali disebabkan oleh patogen yang resisten terhadap antibiotik, membuatnya lebih sulit untuk diobati.
Baca Juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronis: Gejala dan Pengobatannya
Seperti yang diketahui, pneumonia tidak hanya rentan menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak hingga bayi baru lahir. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia, yaitu:
Selain mengenali penyebab penyakit pneumonia, sebaiknya Anda juga kenali gejala dari penyakit ini. Umumnya, gejala yang ditimbulkan akan berbeda-beda, tergantung dari patogen yang menyerangnya. Namun, berikut beberapa gejala umum meliputi:
Untuk mendapatkan diagnosis penyakit infeksi paru, pasien akan melalui serangkaian pemeriksaan di rumah sakit. Adapun berikut merupakan langkah diagnosis pneumonia yang umum digunakan di Persada Hospital:
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan serta gejala yang dialami oleh pasien. Selain itu, dilakukan pemeriksaan fisik yang seperti mendengarkan suara pernapasan pasien untuk mengetahui adanya gejala pneumonia. Misalnya, suara napas mengi atau menggerit (krepitasi).
Pemeriksaan yang satu ini diperlukan untuk mengetahui jumlah leukosit (sel darah putih) yang ada di dalam darah. Jumlah sel darah putih yang tinggi bisa menjadi pertanda adanya infeksi yang terjadi di dalam tubuh.
Pemeriksaan yang satu ini perlu dilakukan untuk mendiagnosis pneumonia melalui gambar hasil rontgen. Pada gambar tersebut dapat diketahui perubahan yang terjadi pada paru akibat pneumonia. Misalnya, terdapat area yang berisi infiltrat atau cairan. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan jenis pneumonia yang dialami.
Apabila dokter curiga bahwa pneumonia disebabkan oleh bakteri, biasanya pasien akan diminta untuk berdahak. Selanjutnya, dahak tersebut akan dianalisis di laboratorium. Dengan tes ini, jenis bakteri penyebab infeksi dapat diketahui dengan pasti. Dengan begitu, bisa diberikan jenis antibiotik yang tepat.
Untuk kondisi tertentu, dokter biasanya akan melakukan tes tambahan. Misalnya, CT scan pada dada atau bronkoskopi. Bronkoskopi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memasukkan alat ke dalam saluran pernapasan. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui tingkat keparahan dari pneumonia.
Penyebab penyakit pneumonia yang terjadi bisa memicu adanya komplikasi lainnya. Komplikasi ini biasanya menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak, orang tua, dan penderita penyakit kronis.
Menurut Murray (2021) dalam buku yang berjudul "Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine," "Komplikasi pneumonia yang sering terjadi meliputi pleuritis, efusi pleura, dan sepsis. Pleuritis adalah inflamasi pada pleura yang dapat menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernapas. Efusi pleura adalah penumpukan cairan di sekitar paru yang bisa mengganggu fungsi pernapasan. Sepsis adalah respons sistemik yang serius terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan membutuhkan perawatan intensif."
Komplikasi akibat pneumonia meliputi:
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya radang paru, yaitu:
Untuk mengobati radang paru, ada beberapa jenis pengobatan yang diberikan. Hal ini tergantung dari seberapa serius penyakit tersebut. Pengobatan ini dapat dilakukan di rumah sakit yang memadai seperti Persada Hospital. Adapun bentuk pengobatan yang dapat diberikan yaitu:
Penyakit infeksi paru harus segera ditangani secepat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi dan gejala yang semakin memburuk. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter Spesialis Pulmonologi dan Pernafasan (Paru) Persada Hospital untuk mengetahui penanganan yang paling tepat.
Persada Hospital merupakan salah satu rumah sakit di Malang yang menyediakan layanan kesehatan lengkap serta fasilitas yang mumpuni. Pelayanan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan berpengalaman di bidangnya. Didukung oleh teknologi yang sudah mumpuni, pengobatan menjadi lebih komprehensif.
Jadi, segera kunjungi Persada Hospital untuk lekas mendapatkan penanganan dan deteksi penyebab penyakit pneumonia secara efektif! Informasi lebih lanjut bisa Anda peroleh dengan menghubungi kami.