Pahami Cara Mengobati Penyakit Ginjal Stadium Awal

Cara Mengobati Penyakit Ginjal Stadium Awal Sebelum Terlambat

Penyakit ginjal stadium awal perlu untuk mendapatkan pengobatan sejak dini. Meski jarang ada gejalanya, namun dokter memiliki cara mengobati penyakit ginjal stadium awal. Supaya tidak semakin menyebar dan menyebabkan komplikasi.

Sebelum lebih jauh, Anda harus memahami apa itu penyakit ginjal. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan adanya gangguan pada ginjal Anda. 

Biasanya gejala pada stadium awal belum terdeteksi secara langsung. Anda dapat mengetahuinya melalui tes kesehatan secara rutin melalui cek darah, urine hingga USG abdomen.

Faktor Risiko Terkena Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal kronis menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena apabila ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka bisa mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. 

Penyakit ini sendiri bisa disebabkan karena gaya hidup buruk atau faktor risiko. Setiap orang memiliki risiko terkena masalah ginjal, namun beberapa orang dengan faktor risiko tertentu lebih berisiko terkena masalah ginjal di masa mendatang. 

Lalu, apa saja faktor risiko penyakit gagal ginjal? Berikut ulasannya.

1. Usia

Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi risiko Anda terkena penyakit ginjal baik bagi laki-laki maupun perempuan terutama usia di atas 60 tahun. 

Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah nefron yang berfungsi membersihkan darah akan berkurang.

Berkurangnya nefron seiring bertambahnya usia adalah hal normal dan tidak selalu menandakan penyakit ginjal. Namun, ginjal yang sudah tua akan lebih sulit dalam menangani stres seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. 

Apabila seseorang yang sudah tua dan mengidap penyakit tersebut, maka bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal dan berisiko menyebabkan cedera ginjal akut. 

Anda tetap perlu menjaga kesehatan ginjal meski masih muda karena gagal ginjal juga bisa terjadi lebih awal.

2. Jenis Kelamin

Selain usia, jenis kelamin juga turut mempengaruhi faktor risiko seseorang terkena gangguan ginjal. Meski pasien ginjal banyak dialami oleh perempuan, namun laki-laki lebih berisiko terkena penyakit gagal ginjal dibandingkan dengan perempuan. 

Hal tersebut dikarenakan perbedaan kadar hormon testosteron antara laki-laki dan perempuan. 

Semakin tinggi kadar hormon testosteron, lebih besar risiko penurunan fungsi ginjal. Selain itu, ginjal laki-laki juga tidak dilindungi hormon estrogen seperti pada perempuan.

Tak hanya itu, laki-laki juga cenderung kurang memperhatikan kesehatan sehingga lebih berisiko terkena penyakit pada ginjal. Namun apapun jenis kelaminnya, sebaiknya tetap menjaga kesehatan untuk menurunkan risiko gagal ginjal. 

3. Riwayat Penyakit Keluarga

CKD atau gagal ginjal kronis menjadi salah satu penyakit yang bisa diwariskan. Oleh karena itu, apabila Anda memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal, maka Anda berisiko lebih besar terkena penyakit ini.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena penyakit ini tidak serta merta diturunkan karena gen, namun juga bisa kombinasi antara faktor genetik dan gaya hidup atau lingkungan. 

Ginjal kronis atau gagal ginjal bisa lebih berisiko ketika juga mengidap tekanan darah tinggi atau HIV.

4. Obesitas

Obesitas adalah kondisi di mana seseorang terlalu banyak mengonsumsi kalori dibandingkan dengan pembakaran kalori melalui aktivitas fisik. Kelebihan energi dari kalori yang dikonsumsi akan disimpan dalam bentuk lemak.

Lalu, bagaimana obesitas berisiko menyebabkan penyakit ginjal? Obesitas sendiri menjadi salah satu penyebab diabetes dan tekanan darah tinggi. Di mana penyakit tersebut menjadi penyebab utama penyakit pada ginjal. 

Semakin tinggi berat badan, semakin besar pula risiko terkena penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan, olahraga, dan pemantauan kesehatan ginjal serta gula darah Anda. 

5. Penyakit Jantung

Orang dewasa yang memiliki penyakit jantung, lebih berisiko terkena penyakit ginjal kronis. 

Hal tersebut dikarenakan penyakit jantung bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke ginjal. Sebaliknya, orang yang terkena penyakit pada ginjal juga berisiko terkena penyakit jantung. 

Risiko penyakit ginjal karena penyakit jantung juga bisa disebabkan karena faktor yang sama yaitu penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Hubungan kondisi tersebut sering disebut dengan sindrom kardiovaskuler, ginjal, dan metabolik. 

6. Tekanan Darah Tinggi

Orang dewasa dengan tekanan darah tinggi lebih berisiko terkena ginjal kronis atau atau CKD (chronic kidney disease). 

Hal tersebut dikarenakan tekanan darah tinggi bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah dalam tubuh berkurang.

Semakin lama, pembuluh darah di seluruh tubuh juga akan ikut melemah termasuk pembuluh darah di ginjal. Kerusakan pembuluh darah di ginjal bisa menyebabkan ginjal tidak bisa berfungsi dengan maksimal. 

7. Diabetes

Seperti yang sudah disebutkan di atas, orang yang mengidap diabetes, lebih besar risikonya mengalami penyakit ginjal.

Hal tersebut dikarenakan kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan pembuluh darah.

Kerusakan pembuluh darah tersebut bisa menyebabkan ginjal tidak mendapat darah yang cukup dan tidak berfungsi dengan baik atau gagal ginjal. Selain pembuluh darah, diabetes 1 atau 2 juga bisa berisiko menyebabkan kerusakan saraf dan saluran kemih. 

8. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol

Seperti yang Anda ketahui baik merokok maupun minum alkohol memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan termasuk kesehatan ginjal. 

Oleh karena itu, orang yang memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol lebih berisiko terkena masalah ginjal.

Merokok sendiri bisa merusak fungsi ginjal melalui nikotin. Nikotin bisa merusakan jaringan pada ginjal, meningkatkan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah serta peradangan yang menyebabkan kerusakan pada ginjal. 

Konsumsi alkohol juga bisa berdampak pada kesehatan ginjal. Alkohol bisa menyebabkan dehidrasi yang membebani kerja ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, dan meningkatkan risiko batu ginjal.

10 Cara Mengobati Penyakit Ginjal Stadium Awal

Pengobatan pada gangguan ginjal tidak hanya melalui medis alias obat-obatan. Namun bisa juga secara mandiri di rumah dengan mengikuti anjuran dokter.

Berikut ini beberapa cara pengobatan gangguan ginjal pada stadium awal:

1. Segera Periksakan Diri ke Dokter

Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis ginjal (nephrology) atau dokter umum untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Sebenarnya gejala penyakit ginjal tidak terlalu terlihat. Namun ada sebagian orang yang sudah merasakan gejalanya.

Beberapa tanda antara lain terlihat dari frekuensi buang air kecil yang terlalu sering di malam hari. Kemudian urine juga tampak lebih berbusa dari biasanya.

Gejala lain bisa dari nyeri pinggang hingga gatal-gatal. Anda juga bisa saja mengalami penurunan nafsu makan dan hipertensi.

Apabila merasakan gejala ini, sebaiknya segera kunjungi layanan urologi, salah satunya di Persada Hospital Malang. Anda bisa melakukan pemeriksaan lengkap dengan alat yang canggih dan dokter kompeten.

2. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh

Apabila Anda termasuk orang yang susah minum air, sebaiknya segera ubah pola hidup Anda. Mengonsumsi cukup air sangat penting untuk membantu ginjal dalam membuang limbah dan racun dari tubuh.

Penuhi asupan air sesuai dengan berat badan Anda. Secara umum, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan untuk minum dua liter air setiap hari. Namun ini bisa lebih apabila berat badan Anda besar dan kebutuhan air Anda juga besar.

3. Rajin Berolahraga

Pola hidup sehat menjadi salah satu cara mengobati penyakit ginjal stadium awal. Salah satunya dengan membiasakan olahraga setiap hari. Tidak butuh waktu lama, minimal 30 menit saja dalam sehari.

Berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga tekanan darah, mengendalikan gula darah, dan memperbaiki sirkulasi. Beberapa latihan ringan yang bisa Anda lakukan adalah berjalan kaki, bersepeda atau bahkan berenang.

Namun sebaiknya, diskusikan dengan dokter Anda tentang jenis dan tingkat aktivitas yang aman bagi Anda. Mintalah rekomendasi trainer atau pelatih untuk memantau kegiatan olahraga Anda.

4. Batasi Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab gangguan pada ginjal. Ini juga yang membuat kerusakan pada pembuluh darah di ginjal dan mengganggu sistem pembuangan limbah pada tubuh.

Salah satu faktor yang membuat hipertensi semakin memburuk adalah pola makan yang buruk. Misalnya Anda terlalu sering makan menu dengan tinggi garam.

Beberapa makanan yang mengandung natrium tinggi antara lain snack, makanan kaleng, makanan cepat saji hingga daging olahan. Sebaiknya Anda melihat tabel nutrisi pada makanan sebelum memutuskan untuk menyantapnya. Supaya lebih tahu berapa kandungan garam yang Anda konsumsi tiap hari.

Idealnya, Anda hanya boleh mengonsumsi garam sekitar 1 sendok teh per hari. Untuk itu, jika lebih dari batas tersebut, kemungkinan adanya gangguan pada ginjal juga semakin besar.

5. Kurangi Makanan Tinggi Gula

Pada dasarnya, hal yang berlebihan itu tidak baik. Bukan hanya konsumsi garam tinggi, namun makanan tinggi gula juga harus dikurangi.

Cara mengobati penyakit ginjal stadium awal dengan melakukan diet gula. Apalagi jika Anda menderita diabetes dengan kadar gula tinggi. Saat pembuluh darah mengalami kerusakan, tentu saja ginjal tidak bisa bekerja dengan baik.

Beberapa makanan yang mengandung gula tinggi antara lain kue, jus atau minuman kemasan, hingga boba yang sering dijual di mall-mall. Sebaiknya batasi konsumsinya dan ganti dengan gula khusus untuk diet.

Baca Juga: 16 Gejala Sakit Ginjal yang Wajib Diwaspadai

6. Tangani Asam Urat

Penyebab gangguan ginjal berikutnya adalah tingginya kadar asam urat di dalam tubuh Anda. penumpukan ini membuat risiko gagal ginjal juga tinggi.

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menangani asam urat. Antara lain dengan mengatur pola makan dengan konsumsi makanan rendah purin, hingga mengonsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan asam urat dalam tubuh.

Obat-obatan ini seperti Allopurinol, colchicine hingga NSAID. Tapi obat ini hanya bisa Anda minum sesuai anjuran dokter ya. Tujuannya untuk mengontrol gejala.

Perawatan penyakit ginjal dengan menangani asam urat bisa Anda dapatkan melalui layanan urologi di Persada Hospital Malang. Manfaatkan layanan ini untuk mendapatkan dokter terbaik dan alat medis yang mumpuni.

7. Batasi Asupan Lemak Jenuh

Cara mengobati penyakit ginjal stadium awal berikutnya adalah dengan membatasi asupan lemak jenuh pada tubuh. Sebab, lemak jenuh dapat menyumbat pembuluh darah. Sehingga gangguan pada ginjal juga semakin buruk.

Beberapa makanan yang menganduk lemak jenuh antara lain gorengan, susu dan turunannya, hingga daging merah. Sebaiknya Anda membatasi asupannya bahkan mengganti minyak goreng menjadi lebih sehat. Seperti minyak jagung, kanola hingga bunga matahari.

8. Berhenti Merokok

Pada bungkus rokok sudah ada peringatan risiko penyakit ginjal. Hal ini terbukti benar adanya. Maka dari itu sebaiknya berhenti merokok untuk mengobati penyakit ginjal yang Anda derita.

Kandungan dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, ada penyempitan pembuluh darah yang juga disebabkan oleh zat kimia pada rokok. Sehingga bisa memperburuk penyakit ginjal Anda. 

Sangat penting untuk berhenti merokok secepatnya. Kurangi sedikit-sedikit apabila Anda kesusahan. Imbangi dengan gaya hidup sehat, supaya bisa segera berhenti merokok.

9. Konsultasikan dengan Dokter Jika Ingin Mengkonsumsi Obat

Jangan sekali-kali mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Terutama jika Anda ingin membeli obat yang wajib dengan resep dokter. Hal ini untuk meminimalisir adanya masalah yang timbul pada ginjal Anda.

Dokter yang tahu bagaimana cara mengobati penyakit ginjal stadium awal. Kemudian dokter akan menyarankan obat-obatan sesuai kondisi Anda. Apabila belum diperlukan, biasanya dokter hanya akan menyarankan perubahan pola hidup Anda. Hal ini yang bisa melakukan hanya dokter dengan berbagai tes sebelumnya.

10. Jaga Berat Badan agar Tetap Ideal

Terakhir adalah dengan menjaga berat badan Anda di angka ideal. Berat badan yang ideal menandakan nutrisi yang ada dalam tubuh Anda seimbang. Selain itu, meminimalisir datangnya berbagai penyakit.

Misalnya saja hipertensi, obesitas hingga diabetes. Penyakit ini memperburuk kondisi ginjal Anda. Maka dari itu, berat badan ideal sangat penting untuk menjauhkan Anda dari komplikasi penyakit.

Baca Juga: Mengenal Pembesaran Prostat Jinak, Masalah Kesehatan yang Mengintai Pria

Penanganan Penyakit Ginjal Bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam

1. Evaluasi dan Diagnosis Awal

Dokter spesialis penyakit dalam akan:

  • Menanyakan riwayat kesehatan, termasuk gejala seperti bengkak, kelelahan, atau perubahan frekuensi buang air kecil.
  • Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
  • Menganjurkan tes darah (fungsi ginjal seperti kreatinin, ureum) dan urine (proteinuria, hematuria).
  • Jika diperlukan, dilakukan USG ginjal, CT scan, atau biopsi ginjal untuk mengetahui penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

2. Penanganan Berdasarkan Penyebab

Dokter akan menyesuaikan penanganan sesuai penyebabnya, seperti:

  • Hipertensi dan diabetes: Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah secara ketat.
  • Infeksi ginjal: Pemberian antibiotik yang tepat.
  • Batu ginjal: Dapat ditangani dengan obat, terapi cairan, atau tindakan medis jika perlu.

3. Manajemen Gaya Hidup dan Obat-obatan

  • Memberikan obat untuk mengurangi beban kerja ginjal, seperti penghambat ACE atau ARB.
  • Menyusun diet rendah garam, protein, dan kalium bersama ahli gizi.
  • Memantau cairan tubuh dan menjaga tekanan darah tetap stabil.

4. Pemantauan Berkala

  • Kontrol rutin dilakukan untuk memantau fungsi ginjal secara berkala melalui pemeriksaan laboratorium.

  • Tujuannya adalah untuk memperlambat progresi penyakit dan mencegah komplikasi.

5. Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Stadium Lanjut

Jika ginjal mengalami penurunan fungsi berat (biasanya stadium 4-5), dokter akan:

  • Menjelaskan opsi seperti dialisis (cuci darah/peritoneal) atau transplantasi ginjal.
  • Memberikan edukasi dan persiapan mental serta fisik kepada pasien dan keluarga untuk menghadapi terapi jangka panjang.

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam?

Segera konsultasi jika mengalami:

  • Bengkak pada wajah, tangan, atau kaki
  • Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
  • Urine berbusa, berdarah, atau berkurang drastis
  • Lelah berlebihan tanpa sebab yang jelas
  • Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga

Penanganan Penyakit Ginjal Bersama Dokter Urologi

Penanganan penyakit ginjal bersama dokter spesialis urologi berfokus pada gangguan struktural atau fungsional saluran kemih dan ginjal, terutama yang memerlukan tindakan bedah atau prosedur intervensi. Urologi berbeda dari penyakit dalam yang lebih menekankan aspek medis metabolik dan penyakit kronis. Berikut penjelasannya:

1. Evaluasi Masalah Struktural atau Obstruktif

Dokter urologi akan melakukan pemeriksaan jika dicurigai adanya:

  • Batu ginjal atau saluran kemih
  • Penyumbatan saluran kemih (misalnya akibat pembesaran prostat atau striktur uretra)
  • Tumor atau kista ginjal
  • Kelainan bawaan ginjal atau saluran kemih

Evaluasi dilakukan melalui:

  • USG, CT scan, atau X-ray untuk melihat letak dan ukuran batu, massa, atau kelainan lainnya
  • Pemeriksaan urine dan darah untuk menilai fungsi ginjal dan kemungkinan infeksi
  • Ureteroskopi atau sistoskopi, jika perlu visualisasi langsung ke saluran kemih

2. Tindakan Medis atau Operatif

Penanganan dari dokter urologi bisa meliputi:

  • Penghancuran atau pengambilan batu ginjal
    Misalnya dengan ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy), URS (ureteroskopi), atau PCNL (nephrolithotomy)
  • Pengangkatan kista atau tumor
    Jika ada massa mencurigakan, dokter urologi bisa melakukan biopsi atau operasi pengangkatan
  • Penanganan infeksi saluran kemih berulang
    Termasuk prosedur untuk memperbaiki aliran urine yang terganggu
  • Pemasangan kateter atau stent ureter
    Untuk membantu aliran urine jika ada sumbatan

3. Kolaborasi dengan Dokter Penyakit Dalam

Dalam banyak kasus, terutama penyakit ginjal kronis, dokter urologi akan bekerja sama dengan internis atau nefrolog untuk manajemen jangka panjang, seperti:

  • Pasien yang memerlukan cuci darah, tetapi juga punya batu ginjal
  • Pasien gagal ginjal dengan komplikasi saluran kemih

Kapan Harus ke Dokter Urologi?

Sebaiknya berkonsultasi dengan urolog jika mengalami:

  • Nyeri pinggang hebat mendadak (kemungkinan batu ginjal)
  • Urine berdarah (hematuria)
  • Sulit atau nyeri saat buang air kecil
  • Riwayat infeksi saluran kemih berulang
  • Adanya massa atau kista pada ginjal yang terdeteksi saat USG

Minimal Invasive Surgery untuk Batu Ginjal di Persada Hospital

Salah satu cara mengobati penyakit ginjal stadium awal seperti batu ginjal adalah dengan tindakan bedah invasif. Anda bisa kunjungi Persada Hospital Malang untuk tindakan bedah invasif minimal.

Persada Hospital Malang menyediakan layanan bedah invasif minimal seperti Endoscopy Ureteroscopic Lithotripsy, Endoscopy TUR-P, dan Endoscopy TUR-B. 

Selain itu, Persada Hospital juga menyediakan layanan pemeriksaan dan penanganan penyakit ginjal lainnya seperti ESWL, Cystoscopy, Vesicolithotripsy, dan lainnya. 

Melalui Endoscopy Ureteroscopic Lithotripsy, batu ginjal yang mengganggu akan dipecahkan menggunakan gelombang pneumatik sehingga pecahan batu bisa keluar dari tubuh melalui air seni. Nantinya, penanganan akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan ginjal Anda.

 

Tangani Penyakit Ginjal di Persada Hospital Malang

Ingatlah bahwa setiap kasus penyakit ginjal bisa berbeda, dan pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Penting untuk selalu berkomunikasi secara teratur dengan dokter Anda untuk memantau perkembangan penyakit dan memastikan bahwa rencana pengobatan Anda efektif. 

Jika ditangani sedini mungkin tingkat kesembuhan pasien dengan penyakit ginjal tentu besar. Persada Hospital memiliki layanan Urology and Dialysis Center yang dapat mengobati penyakit ginjal.

Didukung dengan dokter yang kompeten, teknologi canggih, dan tim yang mumpuni, penyakit ginjal dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Kunjungi layanan Urology and Dialysis Center Persada Hospital untuk pengobatan dan perawatan pasien dengan penyakit ginjal. Cak jadwal dokter spesialis Penyakit Dalam (Internist) di Persada Hospital Malang untuk konsultasi pengobatan secara tepat lebih lanjut.

Informasi Lebih Lanjut Hubungi - 081130588585
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Atma Gunawan, Sp.PD, K-GH, FINASIM
Spesialis Penyakit Dalam
Bagikan :
#SehatBarengPersada