Saraf Kejepit: Gejala, Penyebab & Pengobatannya

gejala saraf kejepit tangani segera di rumah sakit persada hospital malang

Istilah saraf kejepit mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Saraf kejepit biasanya terjadi ketika saraf tertekan secara berlebihan. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, mari kenali terlebih dahulu beberapa gejala saraf kejepit yang umum terjadi.

Pengertian Saraf Kejepit atau Radikulopati

Saraf kejepit, juga dikenal sebagai radikulopati, adalah kondisi medis yang seringkali menimbulkan rasa sakit, mati rasa, atau kelemahan pada bagian tubuh tertentu. 

Saraf kejepit terjadi ketika suatu saraf terjepit atau tertekan oleh struktur lain, seperti tulang, otot, atau cakram intervertebral. Kondisi ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, tetapi paling umum terjadi di daerah tulang belakang dan leher.

Apa Penyebab dari Saraf Kejepit?

Penyebab saraf kejepit dapat disebabkan oleh tekanan atau iritasi pada akar saraf tulang belakang, yang sering kali dipicu oleh trauma, seperti jatuh atau kecelakaan. Pertumbuhan taji tulang di tulang belakang juga bisa mempersempit ruang saraf dan menyebabkan tekanan. 

Selain itu, herniasi diskus di mana diskus tulang belakang bergeser atau rusak, sering menjadi penyebab umum. Pada usia lanjut, degenerasi alami tulang belakang juga dapat memicu kondisi ini karena tulang dan diskus kehilangan fleksibilitasnya.

Faktor Risiko dari Saraf Terjepit

Penyebab saraf kejepit terjadi dapat terjadi akibat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi tulang belakang dan saraf. Adapun faktor risiko yang biasa terjadi adalah, seperti:

  • Penuaan tulang belakang
  • Gerakan berulang yang memberi tekanan pada saraf
  • Postur tubuh yang buruk
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Merokok
  • Riwayat keluarga
  • Cedera traumatis
  • Aktivitas berat

8 Gejala Awal Saraf Kejepit

1. Kesemutan atau Nyeri Seperti Ditusuk Jarum

Kesemutan atau nyeri seperti ditusuk jarum adalah ciri-ciri saraf kejepit yang seringkali terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk leher, punggung, lengan, dan kaki.

Nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kompresi atau tekanan yang berlebihan pada saraf. 

Ketika saraf mengalami tekanan atau iritasi akibat terjepit, saraf tersebut dapat mengirimkan sinyal nyeri ke otak. Ini terjadi sebagai bagian dari respons tubuh terhadap stimulus yang berpotensi merusak. 

Otak kemudian menginterpretasikan sinyal ini sebagai nyeri, dan penderita akan merasakannya sebagai perasaan nyeri seperti ditusuk jarum.

Selain sensasi seperti ditusuk jarum, nyeri akibat saraf terjepit juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti kesemutan, atau mati rasa. Gejala ini tergantung pada saraf mana yang terjepit dan sejauh mana kompresi tersebut.

2. Nyeri Kaki yang Intens

Nyeri kaki yang intens merupakan ciri-ciri saraf kejepit yang bisa saja terjadi. Hal ini terjadi ketika tekanan atau gesekan yang berlebihan menekan saraf-saraf yang mengendalikan pergerakan dan sensasi kaki.

Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, kelemahan, dan bahkan gangguan fungsi kaki yang serius. Salah satu contohnya yaitu kondisi kaki yang melemah. 

Nyeri kaki yang intens bisa membuat kaki tidak kuat lagi seperti dulu saat digunakan untuk berjalan atau bergerak. Hal ini terjadi akibat tekanan pada saraf kaki yang mengirim sinyal ke otak untuk memberi rangsangan gerak.

3. Nyeri Menjalar dari Leher ke Tangan

Nyeri yang menjalar dari leher ke tangan adalah keluhan yang sering dialami oleh penderita saraf kejepit. Nyeri ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Salah satu penyebab terjadinya saraf kejepit pada leher yang menyebabkan nyeri menjalar hingga ke tangan adalah cedera.

Cedera pada leher atau bahu, seperti cedera olahraga atau kecelakaan mobil, dapat menyebabkan pergeseran tulang atau struktur lain yang dapat mengakibatkan saraf terjepit.

4. Mati Rasa atau Kepekaan Menurun

Mati rasa adalah sensasi yang umumnya terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk merasakan atau menggerakkan bagian tubuh tertentu. Ini merupakan salah satu ciri-ciri saraf kejepit yang umum terjadi. 

Pada sebagian penderita, sensasi mati rasa dapat disertai dengan nyeri yang menjalar dari area yang terkena saraf kejepit. Dampaknya, penderita kesulitan dalam melakukan gerakan atau aktivitas yang melibatkan bagian tubuh yang terkena.

5. Ketegangan Otot

Ketegangan otot bisa terjadi ketika saraf yang mengendalikan otot tertentu mengalami tekanan atau kompresi yang mengganggu transmisi sinyal saraf. 

Ketegangan otot akibat saraf terjepit berkaitan dengan gangguan dalam transmisi sinyal saraf menuju otot. Ketika saraf terjepit, sinyal-sinyal elektrik yang menginstruksikan otot untuk berkontraksi atau berelaksasi terhambat atau terganggu.

Gejala ketegangan otot akibat saraf terjepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri lokal yang bisa menjalar ke bagian lain tubuh.
  • Kebas atau mati rasa di daerah yang terkena dampak saraf terjepit.
  • Lemah otot di area yang sama.
  • Kesulitan melakukan gerakan tertentu atau menjalani aktivitas sehari-hari.

6. Daya Cengkram Melemah

Daya cengkram adalah kemampuan otot untuk berkontraksi dan menghasilkan gerakan. Proses ini sangat tergantung pada integritas sistem saraf yang mengirimkan sinyal ke otot. 

Saraf terjepit dapat mengganggu aliran sinyal saraf ke otot, mengakibatkan gangguan dalam kemampuan otot untuk berkontraksi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini membuat daya cengkram otot melemah.

Kekurangan daya cengkram dapat membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. 

Oleh karena itu, bila Anda mulai merasakan beberapa ciri-ciri saraf kejepit, segera kunjungi Persada Hospital untuk mendapat penanganan yang tepat.

7. Tidak Mampu Menahan Buang Air Kecil

Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi pada ciri-ciri saraf kejepit adalah ketidakmampuan untuk menahan pipis atau yang sering disebut sebagai inkontinensia urin. 

Inkontinensia urin adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengendalikan pengeluaran urin secara sadar. Untuk mengendalikan kandung kemih, melibatkan dua jenis saraf utama yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. 

Saraf-saraf ini bekerja bersama-sama untuk menjaga kandung kemih dalam keadaan seimbang antara penyimpanan urin dan pengeluarannya. Namun, ketika ada tekanan atau gangguan pada saraf ini, seperti akibat saraf yang terjepit, fungsi normal kandung kemih dapat terganggu.

Ketika saraf yang mengontrol kandung kemih mengalami tekanan atau terjepit, ini dapat mengganggu komunikasi antara otak dan kandung kemih. Akibatnya, seseorang dengan masalah saraf kejepit mungkin kehilangan kemampuan untuk mengendalikan proses pengeluaran urin dengan baik.

8. Rasa Sakit yang Berubah-Ubah Titiknya

Gejala yang satu ini wajar terjadi pada penderita saraf kejepit. Rasa sakit yang berubah-ubah titiknya ini akan bergantung pada saraf bagian mana yang kejepit.

Misalnya, pada penderita saraf kejepit dengan nyeri panggul. Apabila tubuh penderita dicondongkan ke depan dalam posisi duduk atau berbaring lurus, rasa nyeri biasanya akan berkurang.

Semenetara itu, bila penderita memposisikan tubuh berbaring miring, rasa sakit akibat saraf kejepit akan meningkat. Bahkan bisa membuat penderitanya sulit tidur. Itulah sebabnya, penderita saraf kejepit dengan nyeri panggul akan dianjurkan untuk berbaring lurus saja agar rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang. 

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai saraf kejepit yang dialami, sebaiknya konsultasikan bersama tenaga kesehatan yang sudah profesional. Anda bisa mengunjungi fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan neurosurgery clinic seperti Persada Hospital Malang.

7 Tanda Saraf Kejepit Sudah Parah

Jika tidak segera ditangani, kondisi saraf kejepit bisa memburuk dan menyebabkan kerusakan yang lebih serius. 

Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa saraf kejepit sudah parah dan membutuhkan perhatian medis segera.

1. Nyeri yang Terus-Menerus dan Menyebar

Pada awalnya, saraf kejepit bisa menyebabkan nyeri ringan atau sensasi kesemutan. Namun, saat kondisi semakin parah, rasa nyeri bisa menjadi lebih intens dan konstan. 

Nyeri ini tidak hanya terasa di area yang terjepit, tetapi bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti punggung bawah, leher, tangan, atau kaki.

2. Kelemahan Otot yang Terasa Kuat

Saraf yang terjepit dapat memengaruhi fungsi motorik otot yang dikendalikan oleh saraf tersebut. 

Ketika saraf kejepit semakin parah, Anda mungkin merasa kelemahan otot yang cukup signifikan, terutama saat mencoba menggerakkan bagian tubuh yang terpengaruh.

3. Kehilangan Sensasi atau Kesemutan

Gejala seperti mati rasa, kesemutan, atau sensasi seperti "terganggu" di area tubuh tertentu adalah tanda umum dari saraf kejepit. Pada kondisi yang parah, rasa mati rasa ini dapat semakin meluas dan berlangsung lebih lama. 

Misalnya, seseorang yang mengalami saraf kejepit pada leher mungkin merasakan kesemutan di tangan atau jari-jari mereka. Rasa kesemutan atau mati rasa ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko cedera, karena pengidapnya tidak dapat merasakan dengan jelas bagian tubuh yang terpengaruh.

4. Gangguan pada Fungsi Pencernaan atau Kontrol Kandung Kemih

Pada beberapa kasus yang lebih ekstrem, saraf kejepit bisa memengaruhi kontrol terhadap fungsi organ-organ dalam tubuh. Ini sering terjadi bila ada kompresi pada saraf tulang belakang yang lebih tinggi, terutama di bagian tulang belakang bawah. 

Gejala yang muncul bisa berupa kesulitan mengendalikan buang air kecil atau besar, atau bahkan kehilangan kontrol kandung kemih atau usus. Ini adalah tanda serius dan memerlukan penanganan medis segera.

5. Kesulitan Bergerak atau Berjalan

Ketika saraf kejepit semakin parah, Anda mungkin merasa kesulitan untuk berjalan atau bergerak. Kelemahan otot yang terjadi akibat saraf terjepit bisa menyebabkan ketidakseimbangan, yang mengarah pada risiko jatuh.

Pada tahap ini, pengidap bisa merasa sangat kesulitan untuk beraktivitas normal, bahkan berdiri atau berjalan dengan stabil.

6. Refleks yang Terganggu

Refleks tubuh yang melibatkan saraf yang terjepit juga bisa terganggu, seperti refleks lutut atau pergelangan kaki yang menjadi lebih lemah atau bahkan hilang. 

Gangguan ini bisa membuat aktivitas motorik sehari-hari menjadi sangat terhambat dan tidak terkontrol dengan baik.

7. Penyebaran Rasa Sakit atau Gejala ke Seluruh Tubuh

Jika saraf kejepit sudah sangat parah, gejala bisa berkembang lebih luas dan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan. Ini bisa berupa rasa sakit yang menjalar dari punggung bawah hingga kaki, atau dari leher hingga tangan. 

Penyebaran nyeri ini sangat mengganggu dan bisa berlanjut dengan gejala yang semakin parah, jika tidak segera ditangani.

Ragam Pengobatan Saraf Kejepit

Beberapa orang mungkin tidak membutuhkan perawatan khusus jika gejalanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk kasus yang memerlukan penanganan, terapi dapat mencakup penggunaan es atau panas untuk meredakan pembengkakan dan otot tegang.

Perbaikan postur tubuh atau terapi fisik dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf. Selain itu, penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) atau kortikosteroid juga dapat membantu meredakan nyeri.

Diagnosis Saraf Kejepit

Untuk mendiagnosis saraf terjepit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang gejala serta sensasi yang Anda rasakan. Beberapa tes pencitraan mungkin diperlukan, seperti:

  • Sinar-X: Menunjukkan penyempitan atau patah tulang belakang.
  • Pemindaian CT: Memberikan gambar 3D yang lebih detail dari tulang belakang.
  • MRI: Mendeteksi kerusakan jaringan lunak dan kompresi saraf.
  • Elektromiografi (EMG): Mengukur aktivitas listrik otot untuk memeriksa fungsi saraf dan menentukan penyebab gejala.

Cara Mencegah Saraf Kejepit

Untuk mengurangi risiko saraf terjepit, penting untuk menjaga postur tubuh yang baik, terutama saat duduk atau mengangkat beban berat. Menjaga berat badan sehat dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga fleksibilitas tulang belakang. 

Teknik yang benar saat mengangkat beban serta melakukan peregangan sebelum dan setelah olahraga sangat disarankan. Selain itu, menghindari merokok, membatasi waktu duduk terlalu lama, dan istirahat yang cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang.

Pengobatan Saraf Kejepit

Pengobatan saraf kejepit biasanya bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi cedera. Berikut beberapa metode pengobatan:

1. Perawatan Non-Bedah

  • Istirahat: Mengurangi aktivitas berat untuk memberikan waktu pemulihan pada tubuh.
  • Fisioterapi: Latihan khusus yang dirancang untuk memperkuat otot di sekitar area tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas.
  • Obat-Obatan:
    • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID): Seperti ibuprofen untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
    • Obat Relaksan Otot: Untuk mengurangi ketegangan otot.
    • Steroid Oral atau Injeksi Epidural: Untuk kasus nyeri yang parah.

2. Pilihan Bedah

Jika pengobatan non-bedah tidak efektif setelah beberapa minggu, dokter mungkin merekomendasikan operasi. Beberapa prosedur yang umum dilakukan meliputi:

  • Diskektomi: Pengangkatan bagian diskus yang menekan saraf.
  • Laminektomi: Pengangkatan sebagian tulang belakang untuk memberikan ruang bagi saraf.

3. Terapi Tambahan

  • Penerapan Panas atau Dingin: Membantu mengurangi nyeri dan peradangan.
  • Akupunktur: Beberapa pasien melaporkan perbaikan gejala setelah menjalani akupunktur.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri yang berlangsung lebih dari beberapa minggu.
  • Kelemahan signifikan pada otot.
  • Kehilangan kendali kandung kemih atau usus, yang bisa menjadi tanda kondisi darurat medis.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Manajemen Nyeri (Pain Management) untuk Sendi dan Bagian Tubuh Lainnya

Tangani Saraf Kejepit bersama Persada Hospital

Saraf kejepit, juga dikenal sebagai kompresi saraf, terjadi ketika saraf tertekan atau terjepit oleh struktur tubuh tertentu. Struktur ini bisa berupa tulang, otot, tendon, ligamen, atau bahkan cairan, seperti dalam kasus pembengkakan.

Pengobatan saraf kejepit tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Rasa sakit yang ditimbulkan akan semakin parah bila tidak segera diobati.

Oleh karena itu, pemeriksaan perlu segera dilakukan oleh profesional agar mendapat penanganan yang tepat. Persada Hospital Malang menyediakan pelayanan Neurosurgery yang dapat mengobati dan merawat pasien saraf kejepit.

Pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter yang sudah berpengalaman dengan teknologi yang canggih. Didukung oleh tim yang sudah ahli, gejala saraf kejepit yang Anda alami dapat tertangani dengan tepat.

Segera kunjungi Orthopedic Spine and Pain untuk mendapatkan perawatan yang tepat guna menangani artritis Anda. Cek jadwal dokter spesialis tulang Persada Hospital untuk melakukan konsultasi. Pelajari juga beragam informasi kesehatan terkini melalui laman artikel Persada Hospital.

Informasi Lebih Lanjut Hubungi - 081130588585
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Farhad Balafif, Sp. BS (K), FICS
Spesialis Bedah Saraf
Bagikan :
#SehatBarengPersada