Varises adalah salah satu kondisi yang kerap terjadi pada kaki dan sekilas mirip dengan urat menonjol namun berwarna biru atau ungu. Gejala yang dirasakan cukup beragam mulai dari nyeri hingga kram pada kaki.
Itu sebabnya, cara penanganannya juga tergantung gejala dan tingkat keparahannya, apakah masih tingkat awal atau sudah telanjur parah. Simak penjelasan lengkap seputar varises mulai dari gejala, penyebab, tingkat keparahan, faktor risiko, dan cara pengobatannya.
varises adalah penumpukan darah yang terjadi pada pembuluh vena sehingga terlihat membengkak dan berliku-liku. Jika dilihat secara sekilas akan tampak seperti urat biasa yang menonjol.
Faktanya, kedua kondisi tersebut berbeda, baik dari segi penyebab, ciri-ciri, maupun cara penanganannya. Urat biasa yang menonjol umumnya tidak berbahaya, kerap muncul pada area tangan dan terjadi karena sering olahraga, pertambahan usia, dan diet rendah kalori.
Sedangkan varises biasanya terjadi pada kaki karena obesitas, pengaruh hormon, terlalu lama berdiri, dan proses penuaan.
Varises memang kerap menyerang area kaki, tungkai, atau betis. Meskipun demikian, beberapa bagian tubuh lainnya yang juga berpotensi terkena varises adalah tangan, testis, perut, anus (wasir), kerongkongan (varises esofagus), hati, dan panggul.
Pada umumnya varises tidak membutuhkan jenis pengobatan tertentu. Namun, jika terlihat membengkak, terasa nyeri, dan sakit saat berjalan atau bahkan berkembang menjadi borok, maka sebaiknya segera atasi keluhan-keluhan tersebut dengan metode pengobatan yang tepat.
Penyakit ini terbagi menjadi 6 kategori berdasarkan tingkat keparahannya. Keenam tingkat keparahan varises adalah sebagai berikut:
Secara umum, orang yang terkena varises kategori ringan kerap tidak menimbulkan gejala atau ciri ciri varises yang signifikan. Gejalanya baru mulai terasa jika pengidap terlalu lama berdiri, antara lain:
Sedangkan untuk kategori berat, gejala yang dirasakan oleh pengidap varises, di antaranya adalah borok pada kaki yang sulit sekali sembuh, terjadi pendarahan, hingga peradangan kronis pada pembuluh darah tungkai (tromboflebitis).
Ada banyak hal yang bisa memicu timbulnya varises, mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup yang tidak sehat. Berikut beberapa penyebab varises yang perlu Anda ketahui.
Faktor pertama yang memiliki kontribusi tinggi terhadap pembentukan varises pada kaki adalah faktor keturunan (predisposisi genetik). Anda berpotensi terkena varises jika orang tua memiliki riwayat penyakit ini.
Wanita hamil juga berpotensi terserang varises karena seiring waktu, pertumbuhan rahim yang kian membesar secara tidak langsung akan menekan pembuluh darah pada area kaki.
Hal inilah yang akhirnya memunculkan varises di kaki, anus, hingga vagina. Namun, kondisi tersebut umumnya akan membaik dalam tempo 3-12 bulan setelah melahirkan.
Beberapa kebiasaan atau gaya hidup tidak sehat yang memiliki kontribusi besar terhadap munculnya varises adalah sebagai berikut:
Orang yang mengalami cedera atau memiliki riwayat penyakit seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan darah tinggi juga berpotensi terkena varises.
Dengan memahami perbedaan varises dan urat biasa Anda bisa mendapatkan gambaran tentang gejala dan penyebab terjadinya penyakit ini. Ada faktor lain yang memperbesar potensi varises selain keempat faktor yang telah disebutkan sebelumnya, antara lain:
Setelah memahami apa itu varises, penyebab, gejala, dan faktor risikonya, Anda juga harus mengetahui metode diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Metode diagnosis tersebut terdiri dari pemeriksaan awal dan penggunaan teknologi penunjang.
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang prosesnya, meliputi:
Pada tahap ini, biasanya pasien disuruh berdiri atau menggerakkan kaki agar dokter bisa melakukan pengamatan pada area tubuh yang terkena varises untuk melihat pembuluh vena sekaligus perubahan warna kulit.
Dokter akan menekan area yang terkena dengan lembut untuk menilai kesehatan pembuluh darah vena secara umum, apakah ada sensasi nyeri atau terjadi pembengkakan.
Pada tahap ini, dokter akan meminta pasien menjelaskan semua gejala yang dialami.
Sedangkan untuk metode yang menggunakan teknologi penunjang untuk mencari mendiagnosis varises adalah dengan memanfaatkan teknologi modern, di antaranya:
Penyakit yang satu ini tidak bisa dianggap sepele karena jika terjadi selama bertahun-tahun dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi, diantaranya adalah tromboflebitis, koreng dan tukak atau luka yang terbuka.
Selain itu, kulit kaki akan terlihat menghitam, terjadi, infeksi, DVT, pembuluh darah pada kaki menjadi lebar dan berkelok-kelok, serta emboli paru yang bisa menyebabkan kematian.
Dari hasil diagnosa yang telah dilakukan, barulah dokter bisa menentukan cara menyembuhkan yang tepat untuk pasien. Berikut beberapa alternatif pengobatan untuk varises.
Beberapa opsi mengatasi varises dengan penanganan yang non bedah diantaranya adalah pemakaian stoking khusus, olahraga ringan seperti berenang, dan berjalan, serta konsumsi obat.
Untuk penanganan varises dengan prosedur bedah bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama prosedur bedah minimal-invasif seperti skleroterapi, ablasi frekuensi radio, dan endovenous laser treatment (EVLT). Kedua, dengan metode operasi konvensional seperti Ligasi dan Vein Stripping.
Untuk memastikan tingkat keparahan dan jenis metode penanganan yang tepat jika mengalami varises adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis BTKV (Bedah Thorax Kardiovaskuler).
Anda bisa membuat janji temu dengan dr. Koernia Kusuma Wardhana,Sp.BTKV (K)-VE, FICS di klinik Spesialis BTKV (Bedah Thorax Kardiovaskuler) Persada Hospital dan sampaikan semua gejala yang dialami.
Temukan juga informasi menarik lainnya seputar kesehatan di blog kami.